Penulis: Mutia Tresna – Anggota Muda Nulis
Mentor: M. Ihsan Maulana
Bagi saya menulis adalah karya terbaik karena bisa mencurahkan apa dirasakan diri sendiri bahkan orang lain. Dengan nulis kita mengeksplorasi cita-cita, keinginan diri sendiri yang tentunya membuat saya lebih percaya diri akan hal tersebut.
Siapa sangka? Di balik tulisan bisa menjadi sebuah kenyataan dari apa yang mungkin diharapkan kemustahilannya.
Maka dari itu, menulislah apapun itu. Sebab, dengan tulisan akan membuat hidup berwarna, memainkan lantunan kata per kata hingga bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Menurut saya, menulis merupakan suatu kebaikan yang hakiki, karena dengan lewat kata mampu membuat orang mengerti dan paham atau bisa merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik dengan karya kita.
Aku dan Buku
Kenapa tertarik dengan buku?
Sejak duduk di bangku SMA, entah kenapa saya menyukai dunia sastra. Awalnya saya tidak tahu akan bakat saya dalam dunia menulis. Untuk membaca buku mungkin hanya hobi dengan datang ke perpusatakaan. Lalu, membaca buku seperti novel, sejarah, dll. Saat itu, saya tiba-tiba diminta untuk menjadi perwakilan kelas mengikuti lomba cipta puisi. Saya sempat menolak, karena engga percaya diri untuk menulis atau cipta puisi.
Namun, dalam benak saya bicara jika tidak ada salahnya untuk mencoba dan berproses, karena saat itu tidak kepikiran hasilnya menang atau tidak. Alhasil, saat itu lomba menciptakan puisi yang bertemakan sumpah pemuda. Dalam kata per kata saya terus menulis dari imnajinasi yang saya pikirkan. Singkat cerita, saya benar-benar tidak menyangka dari lomba cipta puisi tersebut saya mendapatkan juara 1. Rasa tidak percaya, haru campur aduk yang dirasakan. Saya tentunya bersyukur, karena tidak menyangka dengan karya yang saya ciptakan bisa diterima banyak orang terutama oleh juri yang menilai.
Bermula dari itulah, saya mulai menemukan bakat saya dalam menulis. Dari yang awalnya menulis puisi, saya diminta untuk memimpin kegiatan ekstrakurikuler ‘Karya Ilmiah Remaja’ hingga merambah tulisan membuat artikel dll. Menjadi sebuah tanggungjawab memimpin kegiatan tersebut, saya berusaha untuk terus membaca buku apapun itu sehingga menambah wawasan dan ilmu yang baru.
Sebenarnya, malas membaca buku itu didominasi oleh doktrin beberapa orang yang bilang bukunya tebal, bacaannya ga menarik, dan lain sebagainya.
Namun, menurut saya membaca buku sudah seharusnya karena bisa menambah kosa kata yang baru, hingga mudah bagi seorang penulis dalam merangkai kata demi kata. Sampai saat ini saya juga bekerja sebagai penulis, tentu in membaca buku selalu menyempatkan waktu di sela pekerjaannya.